Catatan dan Tuntutan Fraksi Bersih-bersih Sulteng Terkait Ledakan Tungku Smelter di Kawasan PT IMIP

Catatan dan Tuntutan Fraksi Bersih-Bersih Sulteng Terkait Ledakan Tungku Smelter di Kawasan PT IMIP
Fraksi Bersih-Bersih Sulteng menggelar aksi terkait ledakan tungku smelter nikel PT ITSS di kawasan PT. IMIP

PALU, KABAR SULTENG – Masa aksi yang tergabung dalam Fraksi Bersih-Bersih Sulteng  menggelar aksi terkait ledakan tungku smelter nikel PT ITSS di kawasan PT. IMIP, yang menyebabkan belasan pekerja meninggal dunia  dan puluhan pekerja  lainnya mengalami luka-luka

Salah satu massa aksi, Moh Taufik menyampaikan, ledakan tungku smelter nikel di kawasan Industri  PT IMIP adalah fenomena puncak gunung es yang terus dibiarkan.

Baca juga: DPR Minta Kepolisian Usut Tuntas Penyebab Ledakan Smelter PT ITSS

“Ini bukan kejadian pertama, tetapi sudah berulang dan fenomena yang sama terjadi di banyak kawasan industri nikel di Sulawesi Tengah,” ujar Taufik, usai menggelar aksi di kantor DPRD Provinsi Sulteng, , Rabu, 27 Desember 2023.

Menurut Koordinator JATAM Sulteng itu, berdasarkan catatan Trends Asia, selama kurun 2015-2022, 53 orang tewas karena kecelakaan kerja di sana. 75 persen korban adalah tenaga kerja lokal dan sisanya, tenaga kerja China.

“Jumlah ini sebenarnya jauh lebih tinggi, namun perusahaan diduga  cenderung menutupi kecelakaan-kecelakaan kerja yang terjadi di lapangan hingga menyulitkan pengumpulan informasi. Jumlah korban kematian di kawasan industri nikel ini sebenarnya  bisa jauh lebih tinggi, namun perusahaan seringkali diduga  tertutup, dan  cenderung sembunyikan informasi. Ini sejalan dengan pemerintah yang abai, tak tegas,” terangnya.

Ia mengatakan, hilirisasi nikel ini jadi program andalan Jokowi. Telah memakan korban. Tak hanya korban nyawa, tapi juga kemiskinan warga sekitar smelter nikel. Smelter nikel IMIP di Morowali, misalnya, menyebabkan wilayah tangkap ikan nelayan di Kurisa, Fatufia, menghilang.

“Hal ini diduga disebabkan oleh,  laut yang dibuangi limbah PLTU PT. IMIP 24 jam tiap hari dan tujuh hari tiap minggu non stop, sejak PLTU beroperasi di sana tahun 2015,” kata Taufik.

Selain itu, lanjut Taufik, lahan pertanian warga Bahomakmur juga tidak lagi produktif sejak smelterisasi nikel berlangsung di dekat desa mereka.

“Tanaman padi yang baru ditanam langsung mati, hal ini duga disebabkan oleh dampak terkena air kuning dari tambang nikel,” ujarnya.

Taufik juga menambahkan, produksi  nikel yang saat ini menjadi mineral andalan teknologi rendah karbon  sebagai solusi mengatasi perubahan iklim jangan menumbalkan buruh dan lingkungan hidup.  buruh yang bekerja di sektor nikel harusnya menjadi kelompok yang diuntungkan dengan peralihan dan teknologi rendah karbon. Namun kenyataannya kecelakaan fatal di sektor nikel telah terjadi berulang, seharusnya para pekerja yang bekerja di wilayah kawasan industri diberikan jaminan atas  kesejahteraan dan perlindungan kerja yang layak.

“Jaminan itu harus diberikan oleh pengurus negara ini dan juga  seluruh pengusaha di wilayah kawasan Industri nikel di Sulawesi Tengah,” Tegasnya.

Berikut tuntutan dari Fraksi Bersih-Bersih Sulteng, antara lain:

  1. Bentuk Tim Investigasi Independen untuk menginvestigasi kecelakaan kerja yang terjadi di wilayah Kawasan PT. IMIP
  2. Usut Tuntas Kecelakaan Kerja yang yang terjadi di Wilayah Kawasan PT. IMIP.
  3. Evaluasi seluruh sistem perizinan perusahaan tambang di Sulawesi Tengah
  4. Evaluasi sistem kesehatan dan kecelakaan kerja terjadi di PT. IMIP, SEI, dan PT. BTIIG
  5. Evalusi seluruh dampak Ekologi dan Sosial di Wilayah Kawasan Industri Morowali dan Morowali Utara
  6. Naikkan Upah buruh 20% Terbitkan Perda Ketenagakerjaaan.
  7. Berikan kompensasi yang layak kepada buruh seadil-adilnya dan hentikan sementara prduksi nikel sebelum ada hasil evaluasi secara meluruh.***