Proyek Ratusan Miliar di PPK 3.8 Sulteng Gunakan Timbunan Abal-Abal

Proyek Ratusan Miliar di PPK 3.8 Sulteng Gunakan Timbunan Abal-Abal
FOTO : Pekerjaan proyek rekonstruksi Jalan Lingkar dalam Kota Palu terlihat menggunakan material timbunan tanah yang bercampur akar dan sisa sisa bongkaran bangunan sepanjang ruas jalan Kawatuna-Biromaru hingga Lolu-Lando. (Dok. kabarsulteng.id)

KABAR SULTENG, – Pelaksanaan proyek rekonstruksi Jalan Lingkar dalam Kota Palu yang dikerjakan PT Bumi Karsa (BK), perusahaan beralamat di Wisma Kalla Lt. 11, Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 8 Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terindikasi menggunakan timbunan abal-abal. Bahkan proyek tersebut diduga kuat terjadi “kongkalikong” antara kontraktor pelaksana bersama PPK 3.8 konsultan pengawas demi “meraup” keuntungan besar.

Diketahui, pekerjaan senilai Rp.199.115.312.200,00 yang bersumber dari pinjaman Bank Dunia itu dikerjakan sejak tanggal 26 September tahun 2022 hingga 2024 dengan masa kerja enam ratus (600) hari kalender.

Sumber Kabar Sulteng menyebutkan, indikasi adanya kerja sama “kotor” antara berbagai pihak terkait pelaksanaan proyek milik Satker PJN Wilayah 3 ( Tiga) Sulteng khususnya PPK 3.8 tergambar dari pembiaran kecurangan yang terus terjadi sepanjang pelaksanaan proyek tersebut.

“Sangat besar dugaan kecurangan yang dilakukan oleh rekanan (BK). Sementara pihak konsultan pengawas Koordinator PPK 3.8 juga terkesan sengaja membiarkan penggunaan material “abal – abal,” yang tercampur dengan sisa-sisa bongkaran bangunan, akar dan bahan lain yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Bahkan diduga BK mengambil material dari sumber galian C yang tidak jelas asal usulnya untuk menghindari harga royalti.

“Karena mutu material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi, kemungkinan karena material yang digunakan tidak dilakukan uji mutu,” jelas sumber.

Dari pantauan redaksi Kabar Sulteng di lokasi pekerjaan tersebut khususnya di ruas jalan Kawatuna-Biromaru hingga Lolu-Lando, tampak pelaksana terus melakukan penimbunan mengejar volume timbunan, namun terlihat tidak menggunakan material urugan pilihan, melainkan tanah yang bercampur akar dan sisa sisa bongkaran bangunan yang tampak sudah dipadatkan.

Sementara itu, Aggraini Elita, PPK 3.8, dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp, Sabtu (6/4), mengatakan, akan memperbaiki kerusakan pada pekerjaan tersebut.

“Terkait retak permukaan aspal atau bangunan lainnya tentu akan dibenahi karena kontrak pekerjaan ini bahkan belum selesai. Jika terkait mutu, jumlah tulangan, jenis material timbunan saya sarankan tulislah berdasarkan research bukan dugaan,” katanya.

Saat ditanya terkait timbunan, PPK 3.8 justru melempar pertanyaan dan menegaskan pekerjaan baru akan dilanjutkan setelah libur idul fitri.

“Menurut bapak selesai apa belum? Ini ruas lasoso lando kah? Bapak warga situ ya sehingga cemas lingkungannya dikerjakan asal2an? Pekerjaan akan dilanjutkan setelah libur idul fitri. Tidak perlu sampai ke saya pak, pengawas di lapangan pun tidak akan terima pekerjaan seperti itu sebagai selesai,” tulis Elita.

Sementara Hamdan, Project Manager (PM) PT Bumi Karsa, yang juga dikonfirmasi melalui Whatsapp belum memberikan respon.(tim)