BTIIG Edukasi 72 Duta Genre Se-Sulteng Tingkatkan Softskill di Media Sosial

BTIIG Edukasi 72 Duta Genre Se-Sulteng Tingkatkan Softskill di Media Sosial
Hasrul, Communication & Media Relations Huabao Indonesia.

PALU, KABAR SULTENG – Kehadiran PT Buashao Taman Industry Invesment Group (BTIIG), atau yang lebih dikenal sebagai Indonesia Huabao Industrial Park (Huabao Indonesia), terus menggalakan program Corporate Social Responsibility (CSR) terus digalakkan. Kali ini, mereka memenuhi undangan dari Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah untuk menjadi narasumber dalam acara bertajuk “Media Sosial, Tantangan dan Peluang Masa Depan Gen Z dan Alpha”.

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Jambore Ajang Kreativitas (Adujak) GenRe tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, yang diikuti oleh 72 Duta GenRe dari 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Best Western Plus Coco Palu pada bulan lalu.

External Relations Manager Indonesia Huabao Industrial Park (BTIIG), Cipto Rustianto, mengatakan, sejak hadir di Bumi Morowali, perusahaan melalui program CSR, salah satunya fokus pada pengembangan soft skill di bidang pendidikan bertajuk Huabao Youth Empowering Chambers (HYEC).

Baca juga: Huabao Indonesia Gandeng PJK3 Sertifikasi SIO 181 Operator Hingga Mei 2024

“Hal ini sejalan dengan undangan BKKBN untuk memberikan edukasi tentang media sosial kepada 72 peserta Duta GenRe sebagai perwakilan generasi Gen Z dan Alpha dari 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, termasuk wakil dari Kabupaten Morowali,” ujar Cipto Rustianto, Senin, (1/7).

Menurut Cipto, keberadaan internet dan khususnya media sosial membawa banyak perubahan di dunia, layaknya dua sisi mata uang. Jika dimanfaatkan secara cerdas, internet memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif bagi pengguna. Namun, jika digunakan dengan tidak bijak, internet dan media sosial dapat menimbulkan berbagai ancaman, risiko keamanan dan privasi, serta potensi penyalahgunaan yang merugikan penggunanya.

Pada kesempatan tersebut, Hasrul dari Communication & Media Relations Huabao Indonesia (BTIIG) yang menjadi narasumber, menjelaskan bahwa tingginya angka penggunaan media sosial dan internet dapat mempercepat penyebaran informasi dan konten negatif. Hal ini dapat dicegah dengan menjadi netizen yang bijak dalam bersosial media.

“Keberadaan konten negatif dapat merusak ekosistem digital, dan ini dapat diantisipasi dengan membangun kesadaran individu,” jelas Hasrul.

Pendampingan kegiatan literasi digital juga sangat diperlukan untuk membantu pengguna media sosial dan internet agar dapat membuat konten-konten inspiratif, positif, kreatif, dan unik.

“Indeks literasi digital dalam laporan ini diukur melalui empat pilar indikator besar, yakni Digital Skills, Digital Ethics, Digital Safety, dan Digital Culture,” tambahnya.

Selain itu, para Duta GenRe juga diajarkan bagaimana memanfaatkan media sosial, mulai dari pemahaman tentang landscape media sosial, mempelajari algoritma platform media sosial, hingga cara mengelola akun media sosial untuk meningkatkan brand awareness ataupun untuk bisnis.