Gebrakan Hadianto Rasyid Tuntaskan Masalah Anak Putus Sekolah di Palu, Disdikbud Gandeng PKBM di Tiap Kelurahan

Gebrakan Hadianto Rasyid Tuntaskan Masalah Anak Putus Sekolah di Kota Palu, Disdikbud Gandeng PKBM di Tiap Kelurahan
Wali Kota Palu Hadianto Rasyid didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Hardi mengunjungi SD Inpres Buluri, beberapa waktu lalu. (IST)

PALU, KABAR ULTENG – Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) berkomitmen menuntaskan masalah anak putus sekolah. Upaya ini dilakukan dengan bekerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di setiap kelurahan.

Kepala Disdikbud Kota Palu, Hardi, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan terhadap anak-anak putus sekolah di seluruh kelurahan.

Bacaan Lainnya

“Kami memperoleh data dari kelurahan dan memberikan intervensi melalui APBD untuk mendukung pendidikan anak-anak yang putus sekolah, ini merupakan arahan pak Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid, agar anak-anak kita di Palu bisa kembali mengenyam pendidikan untuk masa depan mereka” ujar Hardi.

Baca juga: Kota Palu Kembali Raih Juara Umum MTQ ke-30 di Tingkat Sulteng

Pendekatan ini melibatkan kerja sama intensif dengan PKBM, yang juga melakukan pendataan dan menyediakan pendidikan formal maupun non-formal.

“Setelah data terkumpul, kami mengundang semua PKBM di Kota Palu untuk bekerja sama menyelesaikan masalah anak putus sekolah,” tambah Hardi.

Pemkot Palu tidak hanya bekerja sama dengan PKBM, tetapi juga berencana menjalin kolaborasi dengan Aspeta Sulawesi Tengah.

“Kami sudah menjalin komunikasi dengan Aspeta untuk menyelesaikan persoalan anak putus sekolah, terutama di wilayah Palu Barat Ulujadi,” ujarnya.

Dengan langkah-langkah ini, Pemkot Palu berharap dapat menurunkan angka anak putus sekolah dan memastikan semua anak di kota ini mendapatkan akses pendidikan.

“Kami mengajak masyarakat Palu untuk aktif membantu menyelesaikan masalah ini, terutama bagi anak-anak yang masih berusia sekolah dasar dan menengah pertama,” tutup Hardi.

Hardi menambahkan bahwa penyebab utama anak-anak putus sekolah antara lain adalah tuntutan pekerjaan, kenakalan remaja, dan masalah ekonomi.

“Banyak anak yang harus bekerja untuk mencari nafkah, sehingga mereka tidak bisa mengikuti pendidikan formal. Selain itu, ada juga yang terjerat kenakalan remaja atau tekanan ekonomi keluarga,” jelasnya.

Dalam setiap pertemuan dengan masyarakat, Disdikbud selalu menyampaikan pentingnya pendidikan dan mendorong anak-anak yang masih usia sekolah dasar dan menengah pertama untuk kembali ke pendidikan formal.

“Jika sudah tidak memungkinkan untuk mengikuti pendidikan formal, maka kami menyediakan pendidikan kesetaraan melalui PKBM. PKBM setempat juga proaktif menjemput anak-anak untuk belajar,” ujar Hardi.

Pendidikan kesetaraan ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mendapatkan pengetahuan dan ijazah.

“Dengan upaya ini, seperti harapan pak wali kota kami berharap dapat mengurangi angka anak putus sekolah di Kota Palu,” tambahnya.

Upaya Pemkot Palu dalam menangani masalah anak putus sekolah ini sudah berjalan selama dua tahun.

“Kami melakukan pendataan siswa dari SD ke SMP berdasarkan data dapodik. Terkadang, ada peningkatan jumlah siswa karena faktor seperti bencana atau perpindahan ke Palu,” jelas Hardi.

Dalam waktu dekat, Pemkot Palu juga akan menggalakkan peraturan wali kota (perwali) yang mewajibkan anak-anak mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD) sebelum masuk SD.

“Hal ini untuk memastikan bahwa anak-anak sudah memiliki dasar pendidikan yang baik sebelum memasuki jenjang sekolah dasar,” tutupnya.(AM)

Simak update berita menarik lainnya, ikuti saluran WhatsApp Official KabarSulteng.id https://whatsapp.com/channel/0029VaFS4HhH5JM6ToN3GU1u atau klik di sini

Pos terkait