Kronologi 2 Pendaki Tersesat Tanpa Makanan dan Hanya Minum Air Sungai di Gunung Gawalise

Kronologi 2 Pendaki Tersesat Tanpa Makanan dan Hanya Minum Air Sungai di Gunung Gawalise
Pendaki Gunung Gawalise, Edson saat ditemui di rumah Mudya, Selasa (12/11/2024) sore. (Pintara/KabarSulteng.id)

PALU, KABAR SULTENG – Kronologi dua pendaki Gunung Gawalise, Edson Putu Arantes (18) dan Pramudya Diva Siara (16) tersesat tanpa makanan hanya minum air sungai.

Kejadian tersebut berawal pada Minggu, 10 November 2024, keduanya pergi menuju ke gunung Gawalise,sekitar pukul 09.00 WITA.

Bacaan Lainnya

Dalam keterangan keduanya, Edson dan Mudya sebenarnya berencana pergi pada pukul 04.00 WITA pagi, namun sayangnya mereka berdua terlambat bangun, yang membuat mereka baru berangkat pada jam tersebut.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam dan sempat tersesat karena memang ini baru pertama kalinya mendaki gunung gawalise.

Baca Juga: Dua Pendaki Gunung Gawalise Ditemukan Selamat, Setelah Tersesat 2 Hari

“Kita tersesat juga ba cari tempat regis, apa inikan pertama kalinya kita pergi, saya kira temanku tau ini tempatnya dimana,” ujar Edson saat ditemui di rumah Mudya, Selasa (12/11/2024) sore.

Diketahui, mereka berdua beberapa kali berhenti untuk beristirahat hingga pada pukul 15.30 WITA akhirnyamereka sampai di Batu Gantung.

Untuk memperingan beban yang ada, mereka memutuskan untuk meninggalkan carrier dan naik ke puncak karena mereka berniat hanya tektok.

“Kita sampai itu jam 4 terus foto-foto dan kita turun lagi itu masih terang sebelum jam 5, tapi baru berapa menit teman saya drop tidak bisa berjalan lagi,” sambung Edson.

Baca Juga: Oknum Pimpinan Ponpes di Sigi Jadi Tersangka Kasus Pencabulan Santri Laki-laki

Oleh karena itu mereka memutuskan untuk beristirahat meskipun tau bahwa hari semakin gelap. Menjelang magrib mereka memutuskan untuk turun, namun mereka beberapa kali tersesat akibat beberapa petunjuk arah hilang.

“Karena sudah tersesat dan senter low kita berinisiatif liat maps, tapi diarahkan di pinggir jurang dan di tengah hutan jadi kita memutuskan untuk istirhat,” jelas Mudya.

Keadaan tersebut yang membuat mereka memutuskan untuk menghubungi orang tua Mudya.

Karena hingga pagi hari mereka masih belum menemukan jalan ke Batu Gantung, mereka memutuskan untuk menelvon pihak keluarga untuk memanggil tim sar karena tidak adanya persediaan makan dan minum.

“Kita tunggu tim sar dari pagi sampe sore tapi tidak ada jadi kita memutuskan untuk jalan ke bawah, karena sebelumnya timsar sudah kasi tau ikuti Teluk Palu patokan lurus pasti akan dapat kota,” kata Mudya.

Setelah berjuang menuruni lereng akhirnya mereka mendapatkan aliran sungai dan hanya meminum air sungai tersebut tanpa makan.

Hingga dipagi harinya mereka mengikuti aliran sungai hingga sampai di Desa Salena,Desa Salena, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu sekitar pukul 10.00 WITA. (Pintara)

 

Simak update berita menarik lainnya, ikuti saluran WhatsApp Official KabarSulteng.id https://whatsapp.com/channel/0029VaFS4HhH5JM6ToN3GU1u atau klik di sini

Pos terkait